Mulailah dari dirimu sendiri !!
Seorang tokoh
memberikan sebuah kisah simbolik (permisalan) yang cukup
menarik. Dan ini merupakan kisah favorit saya semenjak beberapa tahun yang lalu
(yang saya baca dari sebuah buku yang saya beli di Gunung Agung, Bogor). Saya
lihat, satu dua blog telah mengutipnya, namun tidak apalah saya ulangi di sini
untuk satu faedah.
Kisah ini adalah
kisah seorang raja dan sesendok madu. Alkisah, pada suatu ketika seorang raja ingin
menguji kesadaran warga kotanya. Raja memerintahkan agar setiap orang, pada
suatu malam yang telah ditetapkan, membawa sesendok madu untuk dituangkan dalam
sebuah bejana yang telah disediakan di puncak bukit di tengah kota. Seluruh
warga kota pun memahami benar perintah tersebut dan menyatakan kesediaan mereka
untuk melaksanakannya.
Tetapi, dalam
pikiran seorang warga kota (katakanlah si A) terlintas suatu cara untuk
mengelak,”Aku akan membawa sesendok penuh, tetapi bukan madu. Aku akan membawa air. Kegelapan malam akan
melindungi dari pandangan mata seseorang. Sesendok air pun tidak akan
mempengaruhi bejana yang kelak akan diisi madu oleh seluruh warga kota”.
Tibalah waktu
yang telah ditetapkan. Apa yang kemudian terjadi ? Seluruh bejana ternyata
penuh dengan air. Rupanya, semua warga kota berpikiran sama dengan si A. Mereka
mengharapkan warga kota yang lain membawa madu sambil membebaskan dii dari
tanggung jawab. [selesai]
Kisah simbolik
ini dapat terjadi, dan bahkan mungkin telah terjadi. Banyak orang di antara
kita selalu mengandalkan kerja dan usaha orang lain. Sementara itu, kita hanya
duduk termangu menunggu hasil. Kita ingin perubahan menuju kebaikan, namun
tidak sepeserpun saham kita ikut andil dalam mewujudkannya. Kita sangat senang menuntut orang lain
melakukan sesuatu sesuai keinginan kita. Bahkan seringkali kita memaksakannya.
Namun jika kita bercermin balik,.... apa yang telah kita lakukan ? Ada atau
tidak ada ?
Perubahan menuju
kemajuan dan perbaikan mustahil diwujudkan melalui asas ’menggantungkan diri’
kepada yang lainnya. Allah telah berfirman :
إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا
بِأَنْفُسِهِمْ
”Sesungguhnya
Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” [QS. Ar-Ra’d : 11].
Pada ayat di atas
Allah telah menegaskan bahwa perubahan itu hanya berlaku jika ada ikhtiyar dari
orang yang bersangkutan. Allah tidak berfirman : ”sehingga orang
lain mengubah keadaan yang ada pada diri mereka”.
Islam sangat
menganjurkan kepada pemeluknya untuk produktif. Apa yang telah kita berikan
pada Islam ? Apa yang telah kita berikan pada dakwah ? Apa yang telah kita
berikan pada kaum muslimin ? Jika ilmu kita sedikit, harta kita minim,... sumbangan tenaga atau pikiran
pun masih membuka peluang kita untuk berpartisipasi. Jika itu pun tidak bisa
kita lakukan, bermuamalah dan memperlihatkan akhlaq yang baik kepada masyarakat
sudah merupakan investasi penting untuk memberikan citra yang baik bagi dakwah
salaf – yang sering rusak oleh perilaku segelintir manusia.
Mulailah pada
diri kita (dan keluarga kita) !! Sekarang juga !!
Semoga bermanfaat
0 Response to "Mulailah dari dirimu sendiri !!"
Post a Comment