Apa Yang Disangka Riya, Namun Sebenarnya BUKAN Riya
By: Hasan
Al-Jaizy
Apa yang
disangka RIYA, namun sebenarnya bukan riya.
Dari Abu
Dzar, : "Rasulullah s.a.w. ditanya: "Bagaimanakah pendapat-mu perihal
seseorang lelaki yang mengerjakan suatu amalan yang baik dan ia mendapatkan
pujian dari orang banyak karena amalannya itu?"
Beliau
s.a.w. lalu bersabda: "Yang sedemikian itulah [berita] kegembiraan seorang
mu'min yang diterima [amalannya] secara segera." [H.R. Muslim]
Sedikit
kejelasan:
Bahwa bukan
termasuk riya, seseorang yang beramal salih [melakukan ketaatan] dan sebelumnya
tak bermaksud untuk dilihat manusia dan tak pedulikan pandangan mereka; namun
kemudian manusia memujinya karena amalan tersebut, sehingga [secara fitrah] ia
merasa senang akannya.
Berbeda
dengan seseorang yang beramal salih namun sebelumnya terselip rasa ingin
dilihat/dipandang manusia; hingga jikalau terlihat dan dipuji, ia merasa
senang, bangga dan termotivasi untuk melakukan lebih...namun jikalau tak
dilihat atau tak dipuji, ia merasa 'kecewa', terkadang sedih, atau bahkan
enggan lagi beramal.
Firman
Allah:
"Mereka
itu suka melakukan riya' kepada para manusia dan tidak berzikir - yakni ingat -
kepada Allah, meiainkan hanya sedikit sekali." (Q.S. An-Nisa': 142)
Ada juga
hadits yang maknanya:
"Seorang
muslim/mukmin adalah yang kebaikannya membuatnya senang dan keburukannya
membuatnya tidak senang"
0 Response to "Apa Yang Disangka Riya, Namun Sebenarnya BUKAN Riya"
Post a Comment