153 MALAM (BAG. 1 -TRUE STORY-)


Sore itu ana turun dari sebuah angkot di kota Bogor sambil membawa tas punggung (daypack) yang penuh dengan barang belanjaan dan menenteng sebuah dus karton yang juga berisikan barang belanjaan. Kali ini ana berbelanja kebutuhan toko tanpa membawa kendaraan pribadi alias motor, ana lebih suka dengan berjalan kaki atau menaiki kendaraan umum sambil membawa beban berat, hitung-hitung sambil berolah raga agar stamina bisa selalu terjaga. Beban yang ana bawa kali ini lumayan berat sekitar 15 kg di tas dan 10 kg ditentengan, hampir menandingi beban yang ana bawa tatkala mendaki gunung. Namun itu tidak masalah bagi ana karena hal itu sudah menjadi kebiasaan ana, apalagi jika sewaktu-waktu ada panggilan mendadak untuk mendaki gunung ana tidak akan kaget nantinya.

Setelah ana turun dari angkot, ana melihat sebuah bangunan tua yang besar dan penuh misteri. Di depan bangunan tersebut ada keramaian manusia seperti penjual makanan, tukang becak, para pekerja atau petugas, dan orang-orang yang berjalan hilir mudik melewati bangunan tersebut. Ana berhenti sejenak menatapi bangunan itu, seolah-olah seperti terhipnotis akan sebuah pemandangan yang penuh misteri bagi diri ana. Itulah Lapas atau Penjara Paledang yang berdiri di tengah kota Bogor. Sering sekali ana melewati penjara tersebut, karena setiap ana pergi belanja ke Bogor ana selalu melewatinya, hampir setiap pekan sekali. Dan jika ana melihatnya selalu muncul banyak pertanyaan dalam hati ana, seperti apakah suasana di dalam penjara itu? Seperti apakah para penghuni-penghuninya? Apa saja yang dilakukan oleh para penghuninya di dalam penjara itu? Apa yang mereka lakukan hingga mereka bisa masuk ke dalam penjara tersebut? Akankah ana kelak akan merasakan penjara itu? Bagaimana jadinya jika ana masuk ke dalamnya? Apakah orang-orang yang masuk ke dalam penjara itu adalah orang-orang yang bersalah semua? Dan segudang pertanyaan lainnya yang tidak terjawab. Hanya saja ana menyakini bahwa tidak semua orang-orang yang berada di dalam penjara tersebut adalah orang-orang yang bersalah atau penjahat, karena mungkin ada dari mereka yang tidak bersalah atau terfitnah. Pastinya, di dalam penjara tersebut terdapat banyak penjahat-penjahat besar seperti yang kita saksikan di televisi. Suatu tempat yang penuh misteri dan mengerikan bagi ana. Cocok sekali dijadikan sebagai tempat untuk uji nyali bagi orang yang ingin mengetes seberapa besar nyalinya. Namun sangat aneh jika ada orang yang ingin uji nyali malah mendatangi kuburan atau tempat-tempat angker lainnya?! Penjaralah tempat terbaik untuk uji nyali, siapapun orangnya, bahkan penjahat besar sekalipun tidak akan berdaya ketika dia masuk ke dalam penjara, seolah-olah dia berubah menjadi kecil seperti anak kucing.

Ana pun berlalu meninggalkan bangunan tua tersebut, menghapus semua pertanyaan-pertanyaan yang ada di benak ana tentang bangunan tersebut. Sambil meninggalkan penjara Paledang, ana berharap semoga ana tidak menjadi penghuninya di suatu saat kelak. Ana tinggalkan penjara itu sambil menuju ke stasiun Bogor, karena jarak antara penjara Paledang dengan stasiun Bogor sangat berdekatan sekali. Tidak lama ana pun sampai di stasiun Bogor dan kembali pulang menuju rumah dengan menaiki kereta api tujuan Bojonggede. Pikiran ana tentang penjara itu hilang seketika terhapus kesibukan ana. Hingga akhirnya Allah menakdirkan ana dengan sebuah musibah yang membuat ana harus bermalam di dalam penjara selama 153 malam atau 5 bulan.

Rupanya apa yang pernah ana tanyakan di dalam benak ana tentang penjara terjawab semua. Pertanyaan-pertanyaan ana semuanya dijawab oleh ana sendiri. Terasa seperti mimpi musibah yang ana alami. Karena ana tidak menyangka sama sekali akan merasakan kehidupan di dalam penjara tersebut selama beberapa bulan, kehidupan yang belum pernah alami, kehidupan yang tidak terduga sebelumnya, apa yang ana khawatirkan rupanya terjadi juga. 153 malam adalah waktu yang tidak sebentar dan penuh cerita serta pengalaman yang panjang. Pada kesempatan ini ana berusaha untuk berbagi cerita dan pengalaman selama ana di penjara. Sebenarnya ana agak kesulitan untuk menceritakan pengalaman ana ini, namun dikarenakan banyaknya desakan dari teman-teman agar ana mau menceritakan dan berbagi pengalaman, maka ana akan berusaha untuk sedikit berbagi pengalaman ana selama di penjara, dan semoga saja ada hikmah dan pelajaran dari pengalaman ana ini untuk kita semua, insya Allah. Di cerita ini ana tidak akan membahas kasus yang ana alami, yang ana bahas disini hanya seputar pengalaman ana selama di penjara. Jika ada dari teman-teman yang belum tahu tentang kasus yang ana alami, silahkan cari sendiri di internet (khususnya google), disana banyak berita tentang kasus yang ana alami, cukup ketik kata kunci di google: “Abu Fahd”, niscaya akan mendapatkan berita tentang kasus yang ana alami.

Bersambung insya Allah….
___________

Setelahnya...... Welcome to Criminal (153 Malam-Bag.2)

Oleh Abu Fahd Negara Tauhid.

Sumber:


0 Response to "153 MALAM (BAG. 1 -TRUE STORY-)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel