Catatan Kajian Syarah Riyadush Shalihin, Pertemuan Ke 2
di Masjid Baitul Futuh
KPP Pratama Klaten
Kamis, 19 September 2019
Setelah Sholat Dhuhur berjamaah
Kitab Syarah Riyadush Shalihin
Karya Syaikh Ibnu Utsaimin
Pembukaan:
Keimanan akan
menjadikan setiap diri kita baik, karena tidak ada kebaikan dalam kekufuran.
Bagaimana kita menjaga keimanan dan bagaimana iman menjadi baik dan sempurna.
Saat ini salah satu upaya menjaga keimanan adalah dengan belajar dan mengingatkan.
Sebab banyaknya kerusakan beragama:
- Kebodohan/ketidaktahuan
- Terlalu semangat tanpa ilmu pengetahuan
Maka harus
semangat dalam menuntut ilmu lebih dari kelompok yang menyimpang.
Kitab Riyadush
Shalihin ditulis oleh Imam Nawawi, sedangkan syarah oleh
Syaikh Ibnu Utsaimin yang dikenal sebagai ulama ahlu sunnah.
Barangkali ada yang bertanya, mengapa kajian banyak yang mengacu ulama di mekkah dan madinah?
sebagaimana Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
sebagaimana Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
إنَّ الإِيْماَنَ لَيَأْزِرُ إِلَى الْمَدِيْنَةِ كَمَا تأْزِرُ الْحَيَّةُ إِلَى جُحْرِهَا
Sesungguhnya iman akan kembali ke
kota Madinah sebagaimana ular kembali kelubang atau sarangnya. [HR. Al-Bukhâri
dan Muslim]
Harapannya akan mendapatkan
kejernihan dalam beragama.
Semakin
meninggalkan jaman nabi dan mendekati hari kiamat, kejernihan islam akan
terkeruhkan dari yang selain islam.
Bab Pertama:
Bab Perlunya
Ikhlas dan Menghadirkan niat dalam setiap amalan Nampak maupun yang tidak
Nampak
Pembuatan bab
disesuaikan dengan manhaj dakwah yang diperoleh dari Al Quran dan Hadits
Tahapan dalam
berdakwah, dari mana awal dakwah, tahapan tahapan dakwah.
Ikhlas akan
menjadi landasan penting dalam kehidupan beragama, ikhlas menjadikan hati
tenang, karakter baik dan istiqomah dalam beramal.
Pemisahan antara
ikhlas dan niat, mengandung makna Ikhlas , ditujukan kepada Alloh semata dan
niat sesuai dengan jenis ibadah yang akan dilaksanakan.
Ada amalan tanpa
niat , misal, ngelindur waktu tidur.
Tidaklah cukup
dengan berdalil dengan Al Quran dan as sunnah, tetapi harus dengan pemahaman,
cara mengambil kesimpulan.
Syarah: Lapang,
Bayan, penjelasan, pemahaman ayat atau hadits yang benar.
Niat itu
tempatnya di hati:
- Seonggok darah (fisiknya)
- Fungsi Hati, yaitu pikiran atau perasaan yang bisa digunakan untuk merasakan cinta, ridho, benci
Hati bisa beramal, keyakinan, sabar, takut, harap, semangat, itu adalah amalan
hati
Hati bisa rusak,
sebagaimana rosul berkata, didalam tubuh itu ada sekepal darah, bila baik maka
semua menjadi baik, bila buruk semua
Berdoa semoga
hati dijadikan hati yang waras.
Tidak ada tempat
niat itu pada lisan. Barangsiapa yang melafadzkan niat, ketika mau sholat,
wudhu, haji, maka dia telah menjalankan pada suatu agama yang tidak ada
tuntunannya.
Rosululloh tidak melafadzkan niat dalam memulai ibadah.
Bagaimana bila hendak beramal?
Azzamkan dalam diri mau ibadah, persiapan, laksanakan.
Alloh mengetahui
apa yang ada dalam hati kita. Hikmahnya, orang yang berniat buruk tidak
kelihatan, karena tersimpan dalam hati manusia, sehingga tidak mudah, memvonis
orang lain.
Tidak ada
satupun yang tidak diketahui oleh Alloh, termasuk yang ada dalam hati manusia.
Rawat jaga niat
amalan agar ikhlas.
Inilah yang
diperintahkan Alloh:
dan tidaklah kita diperintahkan kecuali untuk beribadah kepada Alloh, dan
mengiklaskan ibadah tersebut.
Ikhlas itu
karunia dari Alloh.
Menghadirkan
dalam hati keikhlasan kepada Alloh untuk semua ibadahnya. Macam-macam niat:
- Niat ibadah apa yang dikerjakan
- Memberikan ibadah hanya untuk Alloh, bukan untuk yang lainnya, tanpa riya, sum’a, bukan untuk dunia.
- Mengerjakan untuk mematuhi perintah Alloh
3 ayat yang
telah disampaikan menunjukan bahwa niat berada di hati, dan Alloh mengetahui
niat seseorang. Bisa jadi manusia menampakan amal yang sholeh, tapi rusak
karena niatnya.
Tidaklah Alloh
membalas amalan seseorang, kecuali sesuai dengan apa yang ada di dalam hatinya.
Adapun
menghukumi urusan di dunia, maka disesuaikan yang Nampak dari manusia.
Jangan malu
menampakan siar-siar agama islam.
Dia beramal dan
letih dan tidak ada bagian dari amalannya
Sebagaimana hadits shohih Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
أَنَا أَغْنَى الشُّرَكَاءِ عَنِ الشِّرْكِ مَنْ عَمِلَ عَمَلاً أَشْرَكَ فِيهِ مَعِي غَيْرِي تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ
Aku adalah Yang
paling tidak butuh sekutu, barangsiapa yang mengamalkan suatu perbuatan, yang
di dalamnya dia menyekutukanKu dengan selain Aku, maka Aku tinggalkan dia dan
sekutunya.
Ketahuilah
syaithon datang pada kalian saat berbuat baik, dengan perkataan bahwa “kamu
beramal karena riya saja maka tinggalkanlah”, untuk menimbulkan was was.
Syaiton tersebut akan menghilangkan semangat dalam ibadah, jangan dipedulikan,
jangan ikuti, kerjakan amalan ibadah tersebut.
Jangan kamu
katakan saya riya, dan jaga untuk tidak mengungkit ungkit amalan tersebut.
Live Fb: https://www.facebook.com/klaten.mengaji/videos/648116795595969/
Youtube KPP Klaten Mengaji: https://youtu.be/me5aBuygtgM
0 Response to "Catatan Kajian Syarah Riyadush Shalihin, Pertemuan Ke 2"
Post a Comment