Resume Kajian Syarah Riyadush Shalihin, Pertemuan Ke 3

Oleh Ustadz Abu Hilyah Ahmad
di Masjid Baitul Futuh
KPP Pratama Klaten

Kamis, 26 September 2019
Setelah Sholat Dhuhur berjamaah
Kitab Syarah Riyadush Shalihin
Karya Syaikh Ibnu Utsaimin

Hadist yang pertama

Pentingnya menghadirkan niat dan keikhlasan dalam beramal

Hadits pertama:

Dari Umar bin Khathab, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيِهِ

“Sesungguhnya segala amalan itu tidak lain tergantung pada niat; dan sesungguhnya tiap-tiap orang tidak lain (akan memperoleh balasan dari) apa yang diniatkannya. Barangsiapa hijrahnya menuju (keridhaan) Allah dan rasul-Nya, maka hijrahnya itu ke arah (keridhaan) Allah dan rasul-Nya. Barangsiapa hijrahnya karena (harta atau kemegahan) dunia yang dia harapkan, atau karena seorang wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya itu ke arah yang ditujunya.”

Umar: Khalifah kedua

Kunyah, Julukan: Abi Hafsin (Singa) satu hal yang makruf di kalangan sahabat nama kunya dah hewan ,contoh lain adalah Abu Huroiroh

Kunyah bukan ciri kelompok tertentu atau ciri kelompok radikal

Umar memiliki masa lalu yang benci terhadap islam dan kaum muslimin, akhirnya masuk islam dan dikuatkan islam dengan keislamannya.

Penjelasan Syaikh Ibnu Utsaimin:

Ikhlas adalah bab yang sering dibahas pertama oleh para ulama. Sepantasnya niat ikhlas itu ada di setiap perkataan dan perbuatan.

Alloh mengetahui apa yang kita butuhkan. Maka tidak pantas, ibadah diperuntukan dunia misalnya Sedekah untuk kaya.

Penulis menyebutkan ayat-ayat dan hadist yang terkait dengan bab.
Rawi: sami’tu, akbaroni, menunjukan si rawi ini mendengar langsung dari Rosululloh.

Terdiri dari dua kalimat, berbeda pemaknaannya.

Kalimat, tidak ada perbedaan kalimat, kalimat kedua sebagai penguat yang pertama (pendapat yang kurang bener)
dasar sebuah perkataan adalah untuk menunjukan hal yang sebenarnya.

Kalimat bermakna yang luas.
Niat benar, hasilnya benar
Niat salah, hasilnya salah

Pertama, sebagai sebab, menjelaskan bahwa setiap amal, harus ada niaatnya, sadar, tidak terpaksa. Tidak mungkin bagi orang yang sadar, dia mengerjakan suatu amal kecuali dengan niat.

Seadainya Alloh membebani  suatu amalan yang dikerjakan tanpa niat, tidak bisa. Karena dalam hati manusia ada keinginan / irodah. Amal adalah hasil dari keinginan manusia. Manusia diberikan, hati, pikiran dan kemampuan. Apabila salah satunya dicabut oleh Alloh, maka amalan tidak terwujud.

Keinginan yang muncul dari hati manusia itulah yang disebut dengan niat. Irodah itu bisa disembuhkan bila sakit dengan terapi Alquran dan As-sunah

Tidaklah sesuatu amalan kecuali amalan tersebut ada niatnya. Diantara manusia niatnya berada pada puncak yang paling tinggi yaitu diniatkan untuk Surga. Ada juga niat yang paling rendah yaitu niat untuk dunia.

Sampai dilihat dua orang laki laki melakukan suatu amalan yang sama, namun hasilnya berbeda.

Semua itu karena perbedaan niat. Tidaklah amalan itu dengan niat, dan niat itu berbeda satu sama dengan yang lain.

Setiap orang mendapatkan apa yang dia niatkan.

Barangsiapa menginginkan penyegeraan dunia, kami segerakan dunia tersebut kepada yang kami inginkan dan kepada siapa yang dikehendaki. (Surat Isro : 19)

Tujuan dunia kadang tercapai kadang tidak.

Urusan dunia sudah dijamin rejekinya oleh Alloh, namun akhirat tidak ada yang menjamin.
Di antara manusia ada yang diberikan dunia , ada yang tidak diberikan.

Adapaun orang yang menginginkan kehidupan akhirat, dengan keinginan yang kuat.

Perlunya membersihkan akidah dan ibadah dari kesyirikan

Menjalankan amalan dengan semangat, sungguh-sunguh , akan dibalas oleh Alloh.

Perkataan amalan tergantung dengan niatnya, kalimat ini dan sebelumnya, ini adalah timbangan dari sah tidaknya amalan, timbangan batin dan jawarih (Nampak), timbangan batin adalah niat ikhlas.

Hadist aisyah, barangsiapa beramal bukan dari perintahku, maka tertolak.

Ini adalah timbangan dhohir amalan.

Syarat diterima amalan:
  1. Ikhlas (urusan hati)
  2. Adanya Perintah (Dhohir)



Youtube KPP Klaten Mengaji: https://youtu.be/KqqbtBwNs6M

0 Response to "Resume Kajian Syarah Riyadush Shalihin, Pertemuan Ke 3"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel