Catatan Hasan Al-Jaizy: [01] "Setan Pun Takkan Mengupahi"
Catatan Hasan Al-Jaizy: [01] "Setan Pun Takkan Mengupahi": oleh Hasan Al-Jaizy Risalah ini untuk siapapun yang berusaha menebar manfaat dan hikmah dalam berdakwah, entah itu sekadar klaim semat...
Risalah ini untuk siapapun
yang berusaha menebar manfaat dan hikmah dalam berdakwah, entah itu sekadar
klaim semata, atau memang cerminan realita. Bahwa sebagian lisan berpedang
kalimat memerangi pengkotak-kotakan dan hizbiyyah, namun keberadaan dan tingkah
mereka justru menjadi sebuah kekentalan hizbiyyah baru. Dan ketika kita
mengiba-iba mengidam-idam mengharap-harap di depan umat bahwa inginnya kita
adalah persatuan umat, justru kita sehari-hari menikam umat dan menambah
perpecahannya. Jikalau ada penyembah setan melihat kondisi kita seperti itu,
mereka tambah jumawa dengan tanduk-tanduk kambing Baphomet. Jikalau kaum atheis
mengerti gejolak perpecahan yang kita buat, niscaya kemenangan mereka
diterjemahkan oleh bahak-bahak.
Berusahalah dalam
berdakwah untuk tidak man-tashniif dan mengkotak-kotakkan muslimin, terlebih
mengencingi martabat mereka. Padahal mereka adalah bagian dari kaum muslimiin.
Jika ketika bersuanya kita dengan seorang Kristiani, lalu kita langsung
mengumbar perbedaan dan aib agamanya atau pemimpin agamanya, maka sehentak
detik ia akan marah terhadap kita. Maka, apa fikirmu jika yang kita tikam
adalah juga seorang muslim? Dan di mana akal pergi jika yang tertikam adalah
orang-orang shalih yang hanya berbeda pendapat di beberapa perkara?
Ibnu Asaakir
-rahimahullah- pernah menyimpulkan bahwa manusia telah mati hatinya sebelum
mati jasadnya ketika ia tak henti menjulurkan lisannya demi menikam
saudara-saudaranya.
=====
Syaikh Muhammad ibn
Abdurrahman Al-Ariify berkata: "Ilmu, seharusnya ia mengajari empunya pada
adab! Maka, apa gunanya ilmu syar'i yang kau tujukan dengannya beribadah, namun
tiada adabmu terhadap siapa-siapa!?"
Beliau pernah mengunjungi
suatu negara Islam. Negara itu memiliki banyak sekali masyaayikh [ahlil ilm
atau ulama]. Beliau datang untuk menyampaikan muhadharah/ceramah. Di ruang
depan sebuah bangunan tempat beliau ceramah, ada seorang pedagang CD/VCD
menghampirinya dan bertanya, "Wahai Syaikh, bolehkah aku menjual
kaset-kaset ceramahmu?"
Beliau menjawab,
"Boleh. Baarakallahu fiik. Semoga itu memberi manfaat untuk kaum
muslimiin."
Lalu, pedagang itu
berkata: "Namun, wahai Syaikh...aku pernah mendengar Syaikh anu
mengatakan: 'Barangsiapa yang menjual kaset-kaset Syaikh Al-Ariify, maka ia
kafir. Karena ia membantu untuk menyebarkan kebid'ahan, kesesatan dan
seterusnya.'"
Mendengar itu, Syaikh
Al-Ariify tidak berbicara apa-apa. Terdiam ia.
Lalu, pedagang itu
mengikuti beliau dan bertanya kembali, "Wahai, Syaikh. Kenapa Anda tidak
tetap bersama kami di negeri ini untuk seberapa lama?"
Beliau menjawab,
"Masya Allah. Negerimu memiliki banyak ulama. Cukuplah mereka yang
mengarahkanmu dalam beragama."
Namun, ia membalasnya,
"Wahai Syaikh, negeri kami memiliki banyak ulama. Dan mereka telah
terbunuh [mati hatinya] oleh perbedaan-perbedaan di antara mereka
sendiri."
Yakni: Sebagai ganti dari
kesibukan mereka mencari dan menggali ilmu lebih, mereka justru tersibukkan
oleh perbedaan-perbedaan, perpecahan yang ada pada diri mereka sendiri.
Seakan-akan perbedaan
tersebut adalah ilmu asasi. Sebagaimana mungkinnya kita tak henti mengangkat
tema perbedaan dan perpecahan; yang tidak disadari atau pura-pura tidak 'ngeh'
bahwa kita adalah kaki tangan setan dalam menceraiberaikan. Setan tidak
membayar kita, tidak menggaji kita, tidak memuji kita, tapi yang menggaji kita
adalah nafsu dan kebanggaan kita sendiri; karena sudah bisa berbuat seperti
itu.
Anggaplah:
Semakin panjang diskusimu
tentang ustadz fulan, akun FB fulan, perpecahan fulan dan fulan, tahdzir dari
ustadz fulan pada fulan dan seterusnya, merupakan salah satu trik TERBAIK setan
untuk men-tazyiin [memperhias] amalan diskusi, agar teranggap bagus namun one
step closer to HELL.
0 Response to "Catatan Hasan Al-Jaizy: [01] "Setan Pun Takkan Mengupahi""
Post a Comment