Akibat Buruk Cerita Fiktif
http://gizanherbal.files.wordpress.com |
By:
Muhammad Arifin Badri
Semasa kecil anda suka
dengan dongeng kerakyatan?
Ada cerita malin kundang,
ada pula kancil nyolong timun, kancil dan buaya, pewayangan, dll.
Bahkan hingga saat ini
berbagai pesan pendidikan biasa di sampaikan dalam bentuk cerita fiktif. Bahkan
semasa di bangku sekolah anda juga didorong untuk membuat karangan fiktif dll.
Dan setelah besar, mungkin
hobi anda berkelanjutan. Hobi nonton sinetron, sandiwara, drama, teater,
cerpen, komik, dll. Bhkan bukan hanya hobi nonton, mungkin anda juga hobi
berbain drama, sandiwara, teater dll.
Mungkin anda begitu
menikmati hobi anda tersebut. Apalagi bila alur ceritanya begitu dramatis,
seakan berjalan secara nature alias alami, maka anda begitu menikmatinya,
bahkan tanpa terasa air mata anda mengalir karena terkesan oleh alur cerita
fiktif tsb.
Nampaknya, kreatifitas
membuat cerita fiktif ini telah menjadi salah satu biang terjadinya sunami
korupsi di negara kita.
Saudaraku! Sudah saatnya
bila kita mengoreksi kembali pola pendidikan kita, baik yg formal atau non
formal.
Sudah sepantasnya kita
menanamkan kejujuran sejak dini pada putra putri kita.
Sahabat Abdullah bin Amir
mengisahkan: suatu hari Nabi shallallahu alaihi wa sallam berkunjung ke rumah
kami. Kala itu aku masih usia kanak-kanak, sehinga aku masih suka bermain di
luar rumah. Tiba-tiba ibuku memanggilku : wahaiAbdullah, kemarilah aku akan
memberimu sesuatu.
Mendengar ucapan ibuku,
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: apakah yang akan engkau
berikan kepadanya?
Ibuku menjawab: aku akan
memberinya sebiji buah kurma.
Rasulullah bersabda
mengomentari jawaban ibuku:
إِنَّكِ لَوْ لَمْ تَفْعَلِي
كُتِبَتْ عَلَيْكِ كَذْبَةٌ
Ketahuilah andai engkau
tidak memberinya sesuatu, maka perbuatanmu ini dicatat sebagai satu kedustaan.
( ahmad dll)
0 Response to "Akibat Buruk Cerita Fiktif"
Post a Comment