Resume Kajian Tazkiyatun Nafs Pertemuan Ke-2
Kajian dilaksanakan setiap hari Rabu setelah Sholat Asar Berjamaah
di Masjid Baitul Futuh KPP Pratama Klaten
Oleh : Ustadz Agriansyah, Lc
Pentingnya mempelajari Tazkiyatun Nafs:
1. Hati sumber kebaikan dan keburukan
2. Pahala dan nilai perbuatan tergantung hati.
( telah dibahas dipertemuan pertama)
3. Visi misi Nabi memperbaiki hati.
Alloh berfirman :
كَمَا أَرْسَلْنَا فِيكُمْ رَسُولًا مِنْكُمْ
يَتْلُو عَلَيْكُمْ آيَاتِنَا وَيُزَكِّيكُمْ وَيُعَلِّمُكُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُعَلِّمُكُمْ مَا لَمْ تَكُونُوا
تَعْلَمُونَ
'Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami
kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan
ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab
dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.
إِنَّمَا
بُعِثْتُ ِلأُتَمِّمَ صَالِحَ اْلأَخْلاَقِ.
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang
baik.” HR. Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad no. 273 (Shahiihul Adabil Mufrad
no. 207), Ahmad (II/381), dan al-Hakim (II/613), dari Abu Hurairah Radhiyallahu
anhu. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Silsilatul Ahaadiits
ash-Shahiihah (no. 45)
4. Hati akan dimintai pertanggung jawaban.
Dalam hadis dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ
عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ
عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ
مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ
وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا
أَبْلاَهُ
“Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada
hari kiamat sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang umurnya
kemana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang
hartanya; dari mana diperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, serta tentang
tubuhnya untuk apa digunakannya. (HR. Turmudzi 2417, ad-Darimi 537, dan
dishahihkan al-Albani)
Bahwa mulut dikunci dan semua anggota badan akan berbicara
dengan izin Alloh, demikian juga hati setiap manusia.
وَلَا تَقْفُ مَا
لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ
ۚ إِنَّ السَّمْعَ
وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ
عَنْهُ مَسْئُولًا
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,
semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. ( QS Al Isra: 36)
5. Hati mudah berbolak balik
Hati dlm bhs arab berasal dari kata qolbu karena seringnya
berbolak balik.
Doa Rosululloh:
اللهمَّ
مُقلِّبَ القلوبِ! ثبِّت قلبِي على
دينِكَ
“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku
di atas agamamu.”
Dalam sebuah riwayat:
Dari ‘Abdullah bin ‘Amru bin Al ‘Ash radhiyallahu
‘anhu, ia berkata bahwasanya ia pernah mendengar Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ قُلُوبَ بَنِي آدَمَ
كُلَّهَا بَيْنَ إِصْبَعَيْنِ مِنْ
أَصَابِعِ الرَّحْمَنِ كَقَلْبٍ وَاحِدٍ يُصَرِّفُهُ حَيْثُ
يَشَاءُ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى
طَاعَتِكَ
“Sesungguhnya hati semua manusia itu berada di antara dua
jari dari sekian jari Allah Yang Maha Pemurah. Allah Subhanahu wa Ta’ala akan
memalingkan hati manusia menurut kehendak-Nya.” Setelah itu, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa; “Allahumma mushorrifal quluub shorrif
quluubanaa ‘ala tho’atik” [Ya Allah, Dzat yang memalingkan hati, palingkanlah
hati kami kepada ketaatan beribadah kepada-Mu] (HR. Muslim no. 2654).
6. Keutamaan hati yang bersih
Alloh berfirman :
a). Allah Ta’ala berfirman
يَوْمَ
لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ
(88) إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ
بِقَلْبٍ سَلِيمٍ (89)
“(Yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna
kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih” (QS. Asy
Syu’aro 88-89).
Bahwa yang berguna saat perjumpaan kita dengan Alloh azza wa
jalla adalah bati yg bersih.
b).Jaminan surga bagi pemilik hati yang bersih.
Terdapat sebuah riwayat terkait hal ini:
Diriwayatkan dari Anas bin Malik dia berkata, “Ketika kami
duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba
beliau bersabda, ‘Sebentar lagi akan datang seorang laki-laki penghuni Surga.’
Kemudian seorang laki-laki dari Anshar lewat di hadapan mereka sementara bekas
air wudhu masih membasahi jenggotnya, sedangkan tangan kirinya menenteng
sandal.
Esok harinya Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda lagi, ‘Akan lewat di hadapan kalian seorang laki-laki
penghuni Surga.’ Kemudian muncul lelaki kemarin dengan kondisi persis seperti
hari sebelumnya.
Besok harinya lagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, ‘Akan lewat di hadapan kalian seorang lelaki penghuni
Surga!!’ Tidak berapa lama kemudian orang itu masuk sebagaimana kondisi
sebelumnya; bekas air wudhu masih memenuhi jenggotnya, sedangkan tangan kirinya
menenteng sandal .
Setelah itu Rasulullah bangkit dari tempat duduknya.
Sementara Abdullah bin Amr bin Ash mengikuti lelaki tersebut, lalu ia berkata
kepada lelaki tersebut, ‘Aku sedang punya masalah dengan orang tuaku, aku
berjanji tidak akan pulang ke rumah selama tiga hari. Jika engkau mengijinkan,
maka aku akan menginap di rumahmu untuk memenuhi sumpahku itu.’
Dia menjawab, ‘Silahkan!’
Anas berkata bahwa Amr bin Ash setelah menginap tiga hari
tiga malam di rumah lelaki tersebut tidak pernah mendapatinya sedang qiyamul
lail, hanya saja tiap kali terjaga dari tidurnya ia membaca dzikir dan takbir
hingga menjelang subuh. Kemudian mengambil air wudhu.
Abdullah juga mengatakan, ‘Saya tidak mendengar ia
berbicara, kecuali yang baik.’
Setelah menginap tiga malam, saat hampir saja Abdullah
menganggap remeh amalnya, ia berkata, ‘Wahai hamba Allah, sesungguhnya aku
tidak sedang bermasalah dengan orang tuaku, hanya saja aku mendengar Rasulullah
selama tiga hari berturut-turut di dalam satu majelis beliau bersabda, ‘Akan
lewat di hadapan kalian seorang lelaki penghuni Surga.’ Selesai beliau
bersabda, ternyata yang muncul tiga kali berturut-turut adalah engkau.
Terang saja saya ingin menginap di rumahmu ini, untuk
mengetahui amalan apa yang engkau lakukan, sehingga aku dapat mengikuti
amalanmu. Sejujurnya aku tidak melihatmu mengerjakan amalan yang berpahala
besar. Sebenarnya amalan apakah yang engkau kerjakan sehingga Rasulullah
berkata demikian?’
Kemudian lelaki Anshar itu menjawab, ‘Sebagaimana yang kamu
lihat, aku tidak mengerjakan amalan apa-apa, hanya saja aku tidak pernah
mempunyai rasa iri kepada sesama muslim atau hasad terhadap kenikmatan yang
diberikan Allah kepadanya.’
Abdullah bin Amr berkata, ‘Rupanya itulah yang menyebabkan
kamu mencapai derajat itu, sebuah amalan yang kami tidak mampu melakukannya’.”
(Sumber: Az-Zuhdu, Ibnul Mubarak, hal. 220)
Alloh berfirman:
Surat Thaha Ayat 75
وَمَنْ يَأْتِهِ مُؤْمِنًا
قَدْ عَمِلَ الصَّالِحَاتِ فَأُولَٰئِكَ
لَهُمُ الدَّرَجَاتُ الْعُلَى
ٰDan
barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan beriman, lagi sungguh-sungguh
telah beramal saleh, maka mereka itulah orang-orang yang memperoleh
tempat-tempat yang tinggi (mulia)
Surat Thaha Ayat 76
جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ
تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ وَذَٰلِكَ
جَزَاءُ مَنْ تَزَكَّىٰ
Arti: (yaitu) surga 'Adn yang mengalir sungai-sungai di
bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Dan itu adalah balasan bagi orang yang
bersih (dari kekafiran dan kemaksiatan).
Pertemuan #2
Pembahasan kitab Tazkiyatun nufuz
MBF, 18092019
ابو صفيه البنتلي
0 Response to "Resume Kajian Tazkiyatun Nafs Pertemuan Ke-2"
Post a Comment